Bukan hanya Joko Widodo yang memiliki elektabilitas tinggi, Basuki
Tjahaja Purnama juga cukup populer sebagai cawapres, berdasarkan survei
Cyrus Network. Andai Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama maju sebagai
capres dan cawapres, bagaimana nasib Jakarta?
Pengamat
kebijakan publik, Andrinof Chaniago, memperkirakan Jakarta akan "repot"
apabila ditinggal dua pemimpin Ibu Kota tersebut. Dari sudut pandangnya,
dampak tersebut terletak pada program dan janji Jokowi-Basuki untuk
Jakarta.
"Kalau ditinggalkan Jokowi-Basuki, ya tentu bisa repot.
Nantinya bisa terputus habis kesinambungan yang sudah disampaikan 1
atau 2 tahun ini,"
Menurut
Andrinof, untuk menjaga kesinambungan program dan janji yang telah
disampaikan kedua pemimpin Jakarta itu, akan ada baiknya jika salah satu
saja yang "meninggalkan" Jakarta untuk maju sebagai calon presiden RI.
Misalnya, Jokowi saja, yang dalam berbagai survei memang selalu unggul
sebagai calon presiden RI.
"Kalau terlepas Jokowi ninggalin, tidak boleh dua-duanya pergi ninggalin (Jakarta). Apakah Basuki jadi cawapres, mestinya tidak boleh," ujar Andrinof.
Andaikata
Jokowi mengikuti pencalonan sebagai presiden dan kemudian terpilih,
menurut Andrinof, paling tidak mantan Wali Kota Surakarta ini—secara
moral terhadap masyarakat—perlu menjawab bahwa ia akan berkontribusi
bagi DKI Jakarta dan wilayah sekitar Ibu Kota.
Penyelesaian
masalah Jakarta, kata Andrinof, tidak terlepas dari wilayah yang
berhubungan langsung dengan Jakarta, seperti Bogor, Depok, Tangerang,
dan Bekasi. Hal itu meliputi masalah program, birokrasi, proyek
multi-tahun atau infrastruktur, dan promosi yang digagas selama ini bagi
Jakarta.
Jika demikian, maka masyarakat akan memahami dan
melepas Jokowi serta memberikannya dukungan. "Jadi, bukan pembenaran,
bukan karena Jokowinya, bukan PDI-P atau siapa. Itu merupakan syarat
buat masyarakat," ujarnya.
Lebih lanjut, pengamat dari
Universitas Indonesia ini mengatakan, jika Jokowi sendiri maju sebagai
calon presiden, maka Basuki secara undang-undang akan menempati posisi
gubernur DKI Jakarta.
Yang menjadi pertanyaan apakah Jakarta
Baru dapat diwujudkan? Menurut Andrinof, Basuki perlu mendapat wakil
gubernur (wagub) atau wakil dengan visi dan misi yang sama untuk Jakarta
Baru. Setidaknya seperti hubungan Jokowi dan Basuki yang harmonis
sejalan dalam membangun Jakarta yang lebih baik. "Itu jadi tantangan
untuk melihat, apa bisa mendapatkan wagub yang tepat," ucapnya.
Kendati
demikan, lanjut dia, bila memang nantinya Jokowi dan Basuki maju
sebagai capres dan cawapres RI, maka ada hal-hal yang perlu diperhatikan
terlebih dulu, yang tidak mungkin dilepas begitu saja oleh keduanya.
Jokowi dan Basuki harus meletakkan fondasi yang kokoh untuk Jakarta.
"Orang butuh kepastian bagaimana Jakarta Baru ini membuat Jakarta,"
ucapnya.
No comments:
Post a Comment