Banyak pengusaha yang hanya bermula dari sebuah ide sederhana berhasil secara efektif menyulap 'khayalan' mereka jadi bisnis super menguntungkan. Nama-nama seperti Bill Gates, Larry Ellison dan Mark Zuckerberg biasanya langsung muncul di benak kita begitu memikirkan pebisnis yang kaya raya dari ide sederhana mereka.
Anda tidak harus tinggal di Silicon Valley atau Seattle untuk mengubah ide Anda jadi ratusan milyar rupiah. Jadi, apa yang harus kita lakukan? Mungkin cerita berikut ini bisa menjadi inspirasi Anda.
1. Chris dan Robin Sorensen Firehouse Subs
Chris
and Robin Sorensen masih bekerja sebagai pemadam kebakaran di Florida
ketika mereka punya ide membuka kedai sandwich berdasarkan sejarah 200
tahun keluarganya memadamkan api. Pada 1994, mereka meminjam kartu
kredit saudara ipar Robin dan membuka kedai pertamanya. Kedai ini
didekorasi dengan peralatan pemadam api dan lukisan dinding buatan
tangan sehingga mirip dengan suasana gedung pemadam kebakaran setempat.
Kini Firehouse Subs sudah jadi bisnis waralaba yang sangat populer dengan 514 lokasi outlet dan waralaba di seluruh AS. Pada 2011, Firehouse Subs meraup total penjualan US$ 284,9 juta (Rp 2,5 triliun).
2. Mary Ellen Sheets Two Men and a Truck
Mary
Ellen Sheets tidak pernah membayangkan bahwa pekerjaan mengangkut
sampah bisa jadi perusahaan bernilai ratusan juta dolar. Di awal 1980an,
putra Sheet yakni Jon dan Brig Sorber mulai kerja serabutan di
lingkungan tempat tinggalnya. Menggunakan truk pickup untuk mengangkut
sampah, menyapu halaman orang dan memindahkan furnitur.
Saat Jon dan Brig Sorber kuliah, panggilan telepon terus datang. Maka Mary Ellen mempekerjakan dua pria dan beli satu truk lagi seharga US$ 350. Pertamanya hanya hobi, tapi di akhir 1980an Mary Ellen memutuskan berhenti kerja untuk fokus mengurus bisnisnya. Dia juga nekat membuat waralaba.
Saat ini Two Men and a Truck punya 224 lokasi di 34 negara bagian. Brig telah menggantikan ibunya sebagai CEO namun Mary Ellen masih menjabat sebagai anggota direksi dan Jon sebagai eksekutif. Pada 2011, Two Men and a Truck meraup penjualan sebesar US$ 220 juta.
3. Bert dan John Jacobs Life is Good
Bert
dan John Jacobs merancang kaus pertama mereka pada 1989 dan menjualnya
di jalanan Boston serta kampus-kampus sepanjang East Coast/pesisir
timur. Namun sudah lima tahun, kesuksesan tak kunjung menghampiri. Lalu
pada 1994, mereka mendapat ide memakai desain tokoh kartun bernama Jake
dan moto "Life is Good". Orang-orang sepertinya langsung terkesima
dengan pesan sederhana tentang optimisme ini. Kaus "Life is Good"
langsung laku keras di setiap pameran jalanan setempat dan peritel
sangat tertarik dengan kaus ini.
Kini wajah Jake dan moto "Life is Good" tak hanya bisa dijumpai di atas kaus. Kita bisa menemukan Jake dan karakter lainnya tersenyum di berbagai produk. Mulai dari cangkir kopi hingga tali kekang anjing peliharaan. Kehidupan Bert dan John kini sekarang tentu sangat baik dengan meledaknya bisnis mereka yang meraup penjualan US$ 100 juta sepanjang 2011.
4. Geoff, Dave dan Catherine Cook myYearbook
Dua
bersaudara Dave dan Catherine Cook baru saja pindah ke SMA baru ketika
mendapat ide tentang buku tahunan online untuk bertemu teman-teman baru.
Sebagai permulaan, mereka minta bantuan saudaranya, Geoff Cook yang
sudah merintis dan menjual sebuah bisnis semasa kuliah. Pada 2005, Geoff
jadi investor pertama dan CEO myYearbook. Hanya dalam 9 bulan pertama,
situs ini punya satu juta pengguna. Seiring terus berkembangnya
perusahan, myYearbook meninggalkan lingkungan sekolah dan menghubungkan
orang-orang secara umum.
Pada November 2011, situs jejaring sosial Quepasa membeli myYearbook senilai US$ 100 juta dalam bentuk tunai dan saham. Pada Juni 2012, myYearbook melakukan rebranding sebagai MeetMe. Ketiga bersaudara Cook masih bekerja di perusahaan ini dengan Geoff sebagai CEO. Langkah besar berikutnya bagi MeetMe adalah merjer dengan Quepasa yang akan melipatgandakan jumlah pengguna dari 40 menjadi 80 juta orang, menurut Geoff Cook.
5. Jennifer Telfer Pillow Pets
Ide
Pillow Pets muncul setelah Jennifer Telfer melihat putranya meremukkan
boneka-boneka supaya bisa ditiduri seperti bantal. Dia kemudian
menciptakan boneka hewan yang bisa dilipat menjadi bantal empuk.
Jennifer dan suaminya memutuskan untuk menjual produk-produk ini pada
2003 melalui perusahaannya sendiri, CJ Company.
Mereka
mulai menjajakannya di kios mal selama musim liburan. Di akhir tahun,
Jennifer memperkenalkan Pillow Pets di sebuah acara dan nyaris semua
dagangannya laris manis. Sejak itu, boneka empuk ini luar biasa populer
dan mencatat penjualan US$ 300 juta pada 2010.0 juta.
No comments:
Post a Comment